Diposting oleh [Ai] Arema Indie | 0 komentar

SUPPORTERS NOT CUSTOMERS: JERSEY AREMA CRONUS 2015



Menyongsong musim kompetisi ISL 2015, klub lokal Indonesia berlomba-lomba memperkenalkan skuad terbarunya termasuk juga memamerkan jersey yang bakal dipakai para pemain selama musim kompetisi 2015 berlangsung. Tak ketinggalan klub banggaan Kera Ngalam Arema (Arema Cronus) juga merancang beberapa untuk memeriahkan peluncuran jersey Arema di musim 2015. Setelah hingar bingar acara yang di gelar di Stadion Kanjuruhan tersebut, ternyata bukan sambutan gembira yang diberikan Aremania, namun kontroversi yang berbuah perlawanan sebagian Aremania terhadap sikap yang diambil manajemen Arema Cronus.

Sebuah teaser dari akun twitter resmi Specs sebagai apparel resmi Arema 2015 dan bocoran perkirraan desain jersey Arema 2015, yang ternyata ga ada yang sesuai gambar diatas.


Rasa Serie A Italia
Kontroversi pertama yang datang setelah peluncuran jersey Arema musim ISL 2015 tersebut adalah kemiripan desain dengan klub Serie A Italia. Secara garis besar desain dan warna 90 persen akurat mirip, yang membedaan hanya logo apparel, logo klub, sponsor, nomor punggung dan nama pemain. Tak pelak manajemen panen tudingan bahwa desainnya tak kreatif dan asal jiplak oleh para Aremania. Ternyata tudingan menjiplak kostm dari tim Serie bukan hanya terjadi di Arema, di Bandung juga desain yang mirip juga terjadi di jersey musim 2015Persib yangg membedakan jikan Arema jersey kontroversialnya adalah jersey utama untuk laga home, sementara di Persib terjadi di jersey untuk tandang.

Kostum tandang Persib yang identik dengan kostum Lazio.

Warna Titipan Sponsor
Entah memang demi kepentingan bisnis atau yang lain, sejak musim 2014 jersey Arema dihiasi warna lain yang dominan selain warna biru terutama di jersey home yangg sakral. Sejak musim lalu memang Aremania sudah cerewet karena ada warna dominan yang mencolok selain warna biru, yakni warna kuning yang kini porsinya bertambah di jersey 2015. Otomatis saja semua langgsung menyangkut pautkan dengan aroma politik, wajar saja karena warna kuning yang mencolok mulai nempel di jersey home warna biru Arema sejak klub ini dimiliki keluarga Bakrie yang juga identik dengan partai kuning.

Kuning, kuning dan kuning.

Tak Ada Tanggal Lahir di Logo Arema
Tak cukup dari desain dan warna, seolah memang didesain asal-asalan. Logo Arema pun ikut mengegerkan Aremania karena manajemen memutuskan Logo Kepala Singa kini tanpa angka keramat, yakni tanggal lahir Arema 11 Agustus 1983 dan menggantinya dengan slogan Aremania "Salam Satu Jiwa".

Manajemen memutuskan sendiri mengganti logo Arema dengan menghilangkan angka keramat 11/8/1987.
Kicauan Munhar, gajinya belum dibayar manajemen.
Tak hanya berhenti di urusan kaos, Aremania juga mengungkit rencana manajemen untuk menaikkan harga tiket pertandingan Arema di Kanjuruhan terutama di laga yang dikategorikan Big Match. Selain itu muncul kicauan dari akun twitter mantan pemain Arema "Si Pohon Asem" Munhar, yang membuat berang manajemen karena berkicau di Twitter mengenai sisa gajinya yang belum dibayar. Kabar terbaru Munhar bakal menuntut manajemen Arema mengenai hal ini.

Alhasil setelah launching Tim dan Jersey tersebut Arema menuai berbagai reaksi dari Aremania, mulai dari yang mempertanyakan, hingga menghujat manajemen. Tak hanya ramai di media sosial, namun di portal berita Arema juga sedang hangat-hangatnya, bahkan spanduk dan poster protes mulai bertebaran di berbagai sudut Kota Malang.

Sebuah spanduk protes terhadap manajemen Arema terpasang di jembatan Kayu Tangan Kota Malang dan pamlet ajakan boikot cronus!
Dan tak tanggung-tanggung Legenda Hidup Arema asal Chile Juan RodrĂ­guez Rubio melalui akun twiiter-nya @JuanRubio_24 pun angkat bicara mengkritik perubahan logo dan warga pada jersey Arema. Bahkan Juan Rubio seolah bernazar jika Dia kaya, Ia berjanji akan membeli Arema dan membawanya ke pengelolaan sepakbola yang benar-benar profesional tanpa dicampuri dengan urusan politik. Kicauan Sang Legenda pun juga diamini follower-nya yang kebnyakan juga Aremania.

Juan Rubio pun kecewa. Salah satu mantan pemain asing Arema yang sangat loyal, hingga kini mengikuti segala ino tentang Arema.


Mungkin ini Arema sudah tidak dilanda krisis finansial, namun kini Arema terancam oleh kepentingan lain. Dan secara sadar atau tidak sadar gejala itu mulai semakin jelas dan Aremania sudah pada puncaknya. Apalagi Aremania tak puas dengan jawaban manajemen, jika semua perubahan logo dan warna semata-mata demi kepentingan bisnis. Jikapun ini benar, maka ini termasuk langkah bisnis manajemen Arema yang blunder. Padahal jika menurut hitungan bisnis yang wajar maka Aremania-lah sumber duitnya.

Karena manajemen merasa sangat brilian karena dengan inisiatif sendiri memilih jersey dengan desain identik dengan klub Serie A Italia, warna biru  kebangsaan Singo Edan harus berbagi 50:50 dengan kuning, dan termasuk mengganti angka keramat di logo Arema tanpa melibatkan Aremania. Kelakuan manajemen yang tidak tansparan dan jalan sendiri itu membuat alasan bisnis menjadi tidak masuk akal. Seolah manajemen menyuruh Aremania membeli semua yang manajemen sodorkan, tak peduli itu bagus atau sesuai dengan semangat Aremania.

Manajemen menganggap Aremania hanya sebatas pelanggan bukannya sebagai suporter kesebalasan Arema yang sudah jatuh bangun membawa nama Arema besar dimana-mana. Tanpa Aremania siapa yang bakal membeli merchandise Arema, tanpa Aremania siapa yang bakal mendukung Arema, tanpa Aremania siapa yang mau mensponsori Arema. We Are Supporters, Not Your Customers - Aremania bukan pelanggan yang datang ke toko untuk membeli barang, Aremania adalah suporter datang mendukung Arema demi harga diri.

Salah satu mural di salah satu daerah di Malang
Kini protes yang berawal dari kekecewaan berubah menjadi wacana Boikot Aremania untuk tidak mendukung Arema secara langsung di Stadion sebelum logo dan warna biru Arema kembali seperti sediakala. Entah apa yang bakal dilakuka manajemen menanggapi gelombang penolakan ini, mungkin masih ada semangat Salam Satu Jiwa bukan semangat bisnis dan jalan sendiri dari kebijakkan manajemen, kita tunggu saja.

You  Care About Money
You Don't Care About Pride
#SupportersNotCustomers



0 komentar: