Diposting oleh [Ai] Arema Indie | 2 komentar

AREMA 2014, ANTIKLIMAKS!












ANTIKLIMAKS, itulah gambaran yang untuk menggambarkan kiprah Bustomi Cs di pentas Indonesia Super League  2014. Digadang-gadang sebagai calon kuat juara di kompetisi kasta teringgi di Indonesia, namun kenyataannya Arema hanya sanggup melaju sampai ke perempat final saja.

Berhasil membentuk tim jauh sebelum kompetisi dimulai, Arema disebut-sebut sebagai tim dengan persiapan paling matang di kompetisi ISL 2014. Datangnya Gustavo Lopez dari Lamongan seolah melengkapi puzzel yang hilang dari suad Arema yang membutuhkan sosok playmaker, kembalinya para anak yang hilang Ahmad "Cimot" Bustomi, Johan "John" Alfarizi, Juan Rvi, Arif "Kcceng" Suyono menambah warna asli Malangan dan dilengkapi dengan Samsul Arif striker lokal tersubur musim ini sebagai pengganti Greg Nwokolo sebagai penggedor lini belakang lawan.

Ditambah dengan torehan mentereng di turnamen pra musim, yakni berhasil membabat gelar juara di Piala Menpora seteah menyingirkan Central Coast Mariners dari Australia, juara di Piala Gubernur Jatim setelah menyikat tetangga bebuyutan Persebaya Surabaya dan juga juara di Trofeo Persija setelah berhasil mendominasi di turnamen yang juga diikuti Polis Di Raja Malaysia (PDRM) tim dari Malaysia dan Army United dari Thailand.

Arema Juara Piala Menpora
Arema Juara Piala Gubernur Jatim
Arema Juara Trofeo Persija
Skenario Final Impian
Kalau di publik Jawa Barat banyak yang mengharapkan Persib vs PBR sebagai laga final inpian, namun sebagian pecinta bola lokal mengharrapkan Arema vs Persib bertemu di final. Faktor sama-sama mempunyai suporter yang militan, sama-sama dianggap klub yang paling profesional di Indonesia, sama-sama mempunya warna kebanggan biru dan juga hubungan yang panas dingin antar suporer kedua tim juga turut dinanti apa yang bakal terjadi jika kedua kutub besar suporter biru dari timur dan barat bertemu di satu tempat.

Namun skenario itu kandas, setelah Arema gagal mempertahankan kemenangannya atas Semen Padang di laga terakhir babak 8 besar sehingga harus bertemu dengan Persib lebih awal di babak semi final. Lolosnya Arema dari babak 8 besar dan harus bertemu Persib di semi final di tanggapi beranggam oleh Aremania. Ada yang langsung syukuran dengan potong tumpeng karena baru kali ini Arema bisa lolos dari babak 8 besar, ada juga yang menyayangkan karena harus bertemu Bandung bukan di puncak inal ISL.

Perpindahan Venue
Berbagai kejadian mewarnai gelaran laga semi final yang mempertemukan Arema vs Persib yang di selenggaraan PT. Liga Indonesia. Berpindahnya venue dari Stadion Utama Gelora Bung Karno ke  Stadion Jakabaring, Palembang. Menurut Joko Driyono, CEO PT. Liga perpindahan venue ini karena faktor keamanan dan tak kelurarnya ijin dari pihak keamanan, mengingat hubungan suporter Persija Jakarta dan Persib Bandung yang tak akur dikhawatirkan terjadi situasi yang tak kondusif jika semi final tetap digelar di Jakarta.
 
Ternyata perpindahan laga semi final cukup mengejutkan Aremania yang sejak lolos 8 besar sudah siap menyerbu Senayan sesuai jadwal yang dikeluarkan sebelumnya oleh PT.Liga Indonesia. Ini dikarenakan Senayan sudah tidak asing lagi bagi pendukung Singo Edan yang sudah dianggap sebagai rumah kedua bersama Manahan, Solo, karena minimal 5 ribu Aremania selalu hadir ketika Arema bermain di sana.

Lokasi  venue yang lebih jauh dan laga yang dilaksanakan pada hari kerja, Selasa 4 November 2014 memang suudah diprediksi bahwa dukungan buat Arema bakal tak seramai biasanya. Apalagi banyak Aremania yang lebih memilih menunggu Arema untuk lolos ke final di Senayan. Seolah optimis sudah pasti lolos ke partai puncak final ISL 2014, bahkan beberapa Aremania yang dipelopori Cak Harie Pandiono sudah memboyong bendera terbesar se-Asia yang berjuluk One Incredible Blue (OCB) ke Jakarta dengan 1 mobil bak. Bendera ini sanggup menutup 3/4 tribun penonton di Stadion Kanjuruhan, ketika laga lawan Persib di babak penyisihan Grup Barat 25 April 2014 lalu.


Sementara pemindahan venue ini cukup menguntunngkan bagi suporter Persib mengingat lokasi lebih dekat dari Bandung daripada dari Malang. Penantian gelar selama 19 tahun bagi publik Jawa Barat basis pendukung Persib menambah motivasi dan banjir dukungan bagi Firman Utina dkk Termasuk Walikota Bandung Ridwan Kamil yang sedang naik daun pun ta ketinggalan datang memberi dukungan langsung kepada Persib di Jakabaring. Walikota yang sering muncul di tv ini pun rela bertelanjang dada demi solidaritas kepada Viking yang masih menjalani masa hukuman tak boleh mengenakan atribut ketika mendukung Persib di luar kandang.

Kalah Dukungan dan Motivasi
Diiringi kabut asap yang tipis jalan pertandingan seperti yang diprediksi antara Biru Timur dan Biru Barat berjalan ketat  Arema dan Persib merupakan dua tim tersubur pada ISL musim ini, dari 26 laga yang dilalui, Arema sudah mengemas 63 gol, sementara Maung Bandung mengoleksi mengoleksi 53 gol. Singo Edan sempat berhasil unggul lebih dulu lewat sepakkan indah Alberto Goncalves di awal babak kedua, buah dari kesalahan Vladimir Vujovic dan Tony Sucipto.

Dan disaat sedang posisi unggul entah apa di pikiran Coach Suharno, sedang optimis disimpan untuk laga final atau sedang pemain sedang cedera, Gustavo ditarik keluar menit ke 79 dan kemudian menit ke 83 Maung Bandung mampu menyamakan kedudukan jelang waktu normal usai upaya dari Vujovic yang berupaya menebus 'dosanya'. Bustomi juga ditarik beberapa menit kemudian dan digantikan Samsul Arif yang seharusnya dimainkan sejak menit-menit awal. Usai menciptakan gol balasan tersebut, Persib nampak lebih semangat skor 1-1 bertahan hingga waktu normal usai dan laga dilanjutkan perpanjangan waktu.

Babak perpanjangan waktu 5 menit x 2 keadaan berbalik untuk anak-anak Malang yang berusaha keras untuk kembali memimpin, namun kesulitan karena hilangnya sosok kreator Gustavo Lopez dan Ahmad Bustomi. Dan petaka mendatangi Skuad Singo Edan ketika dua gol Persib datang yang masing-masing diciptakan Atep dan Makan Konate dan tak mampu dibalas. Dibawah dukungan Bobotoh yang lebih dominan daripada Aremania yang datang di Jakabaring, serta motivasi yang berlipat haus akan gelar anak-anak Bandung tampak lebih  greget dalam menyerang, dan sebaliknya pemain Arema tampak sudah patah semangat tak mampu berbuat apa-apa.


Ada yang bilang "Suporter tanpa Tim Kesayangan bukan apa-apa," padahal ungkapan sebaliknya juga berlaku, "Tim tanpa Suporter mau jadi apa?" Punya banyak uang, punya banyak sponsor, punya pemain bintang, punya suporter militan semua bukan jaminan sebuah tim bisa meraih juara. Namun jika semua potensi itu dipadukan dan diarahkan disaat yang tepat, hasilnya pasti indah. Persib dengan dukungan finansial, dukungan pejabat daerah, dukungan publisitas media dan dukungan militan suporternya telah membuktikan itu, ditambah pemain dengan motivasi yang tepat, dukungan tanpa harus ditunda menunggu lolos ke final Persib pun kini Juara.

Akhirnya apapun hasilnya, Selamat buat Publik Bandung yang berhasil memenuhi mimpi menjadi Juara di Indonesia Super League 2014 setelah menunggu 19 tahun tanpa gelar juara. Kita tunggu di "Derby of the Blues" yang tertunda di final Inter Island Cup 2014 pada bulan Januari 2015 nanti

Terima Kasih buat perjuangan kalian pemain Arema
Nuwus buat Aremania yang selalu dukung Arema dimananpun Umak berada

Keep Support Your Local Footbal Club
Salam Satu Jiwa

2 komentar: