Diposting oleh [Ai] Arema Indie | 47 komentar

THE STORY OF THE BLUES: AREMANIA X VIKING part.01 - THE ORIGINS


THE STORY OF THE BLUES: AREMANIA X VIKING | The Origins -
Ini adalah cerita dua kelompok suporter dari empat yang terbesar di Indonesia yang sama-sama Berdarah Biru. Ada apa dengan dua komunitas suporter biru ini? Tak pernah jelas penyebab dan kapan mulai bermusuhannya, karena keduanya sama-sama tak merasa pernah memproklamirkan untuk memusuhi sang rival, tapi malah merasa kenapa selalu dihina/rasis di setiap chant/lagu yang dinyanyikan di stadion oleh kedua kelompok suporter. Perang verbal/kata-kata di dunia maya pun dikobarkan, dari nama binatang hingga yang terkotor pun keluar dan insiden lempar batu buat kendaraan yang melewati daerah kekuasaan pun terjadi. Sebelum korban lebih serius berjatuhan Ayas mencoba merunut asal mula ketidakharmonisan Biru Timur dan Biru Barat. Dan yang pertama Ayas ingin menjelaskan tentang nama Bobotoh dan Viking.

Bobotoh dan Viking
Menurut Kamus Umum Basa Sunda, yang diterbitkan Lembaga Basa jeung Sastra Sunda, bobotoh berarti purah ngagedean hate atawa ngahudang sumanget ka nu rek atawa keur ngadu jajaten (yang berperan membesarkan hati atau membangun semangat bagi mereka yang akan atau sedang berlomba). Arti ini sesuai dengan pemahaman bobotoh sebagai pendukung tim Maung Bandung, maka semua pendukung Persib bisa disebut Bobotoh, walau dulu suporter Persikabo sempat menamakan diri Bobotoh Persikabo sebelum akhirnya menjadi Kabomania.
 

125 ribu penonton Bobotoh pendukung Medan memadati Senayan di Final Divisi Utama Perserikatan antara PSMS vs Persib, 23 Febuari 1985. Saat itu belum ada atribut dan gerakan khas suporter seperti sekarang. (foto: 12paz)
Seperti kebanyakan klub jaman Perserikatan dulu, Persib juga mempunyai basis pendukung Bobotoh di sebagian besar wilayah Jawa Barat terutama Urang Sunda, seperti juga Persebaya orang Jawa Timur pasti berharap Persebaya jika melawan tim luar Jatim. Kala itu memang belum ada klub di Jabar yang lebih mentereng dari Persib, sehingga bisa Persib dianggap sebagai Pride of Jabar. Bobotoh sendiri tak pernah di-organisasikan, tak ada ketua,dan tak ada KTA, tak ada AD/ART dsb, semua hanya panggilan jiwa karena mencintai Persib, seperti juga Aremania sebuah  panggilan jiwa karena cinta terhadap Arema. Dan bisa dibilang Bobotoh adalah nama kelompok pendukung klub sepakbola yang pertama di Indonesia dan yang paling besar anggotanya.

Saat era Liga Indonesia (Ligina) dihidupkan dengan menggabung Liga Perserikatan dan Galatama,  bobotoh yang biasa menempati tribun selatan Siliwangi berinisiatif mengorganisasikan diri dengan membentuk Viking Persib Club pada tanggal 17 Juli 1993, dipelopori oleh Heru Joko,Ayi Beeutik dll. Selain Viking banyak juga Bobotoh yang membuat kelompok terorganisir seperti Balad Persib, Bomber (Bobotoh Maung Bersatu), Vicker, Rebolan, Jurig Persib, Casper, Persib-1337 dll. Namun kini nama Bomber dan Viking-lah yang paling berkibar menjadi salah satu kelompok Bobotoh yang terbesar, terutama Viking terutamai dengan adanya konflik dengan suporter ibukota The Jak membuat nama Viking lebih familiar bagi orang awam daripada nama Bobotoh sendiri. Jadi nawak dapat ketahui kini, bahwa Viking itu Bobotoh, tapi Bobotoh belum tentu Viking.

Saudara Satu Hati
Dan bicara tentang renggangnya hubungan Aremania dan Viking tak bisa dilepaskan dengan yang dianggap saudara satu hati mereka The Jakmania alias Oren dan Bonekmania alias Ijo. Seperti kita tahu Viking dan Jakmania mempunyai cerita kelam diawal era Ligina yang membuat hingga sekarang mereka tak akur, sementara Aremania dan Bonek mempunyai sejarah yang lebih suram, bahkan dimulai sebelum nama Aremania itu ada. Sehingga secara tak langsung kedekatan Biru Timur dengan Oren dan Biru Barat dengan Ijo, mempengaruhi hubungan dua Suporter Biru tersebut. Walaupun The Jak cuma bermasalah dengan Viking namun kelompok Bobotoh selain viking pun ikut arus permusuhan mereka, termasuk yang sekarang terjadi dengan Aremania.

Jelang laga Persib vs Persebaya 2009, aparat Bandung yang menyediakan penampungan dan makanan di Lanud Sulaeman untuk Bonek yang menyerbu Bandung dengan modal pas-pasan bahkan tiket pun tak kebeli. Serta adanya atribut Rambo Ijo di laga Persib menandai eratnya hubungan Viking dan Bonek. (foto:PR, Antara, Detik)

Biru Ijo
Memang dulu pada era Perserikatan Persib dan Persebaya adalah musuh bebuyutan, namun waktu itu bukannya era suporter seperti saat ini. Belum ada Viking Persib Club dan istilah Bonek baru muncul awal 90-an oleh Koran Jwa Pos, yang ada hanya penonton pecinta bola sehingga tidak relevan jika disebut Viking dan Bonek dulunya adalah musuh bebuyutan karena yang ada hanyarivalitas tim sepakbola-nya saja. Sedangkan hubungan manis antara Pendukung Biru Barat dan Ijo dimulai ketika mereka punya musuh yang sama, yakni The Jakmania. Hubungan Jakmania dan Bonek End! adalah buntut dari terusirnya Bonek dari Jakarta pada babak delapan besar Liga Indonesia tahun 2005. Dan sebaliknya maka semakin akrab-lah hubungan kedua suporter yang sebenarnya bertipikal berbeda, Viking bertipikal lebih terorganisir sedangkan Bonek bertipikal sporadis bermodal semangat dan nekad seperti julukan mereka.

Dan hubungan itu semakin erat dan semakin puncaknya ketika ISL musim 2009/2010, Viking si Biru Barat mengikrarkan bersaudara dengan Bonek alias Ijo karena mereka merasa sama-sama menjadi korban ketidakadilan dari PSSI dan juga media massa di Indonesia. Mereka merasa dikambing hitamkan dan dicap sebagai suporter perusuh oleh media karena seringmya pemberitaan tentang kerusuhan dan tindakan anarkis yang mereka lakukan bahkan di kandang mereka sendiri. Sejak saat itu muncul-lah blok-blok kelompok suporter di Indonesia, dan salah satunya adalah blok dengan Salam Satu Hati dengan logo muka manusia brewok dengan topi bertanduk dan separuh muka rambo ijo. Di musim inilah lagu rasis semakin nyaring di Siliwangi dan Kanjuruhan saling bersahut-sahutan saling menghina seiiring dengan dengan semakin eratnya hubungan Oren dan Ijo dengan dua suporter Biru.

Sebagai tanda eratnya persaudaraan antara Bandung dengan Surabaya, musim itu Wakil Gubernur Jabar Dede Yusuf menggratiskan tiket kepada 3 ribuan bonek yang menyerbu Bandung, untuk mendukung Persebaya saat di Jamu Persib. Padahal semula Bonek yang kebanyakan bermodalkan pas-pasan sudah memanjat pintu gerbang Stadion Si Jalak Harupat dan menduduki Tribun VIP Si Jalak Harupat karena tak kebeli tiket, yang akhirnya Bonek-bonek tersebut digiring ke tribun yang sudah ditentukan. Bahkan saking eratnya hubungan mereka hingga setiap laga Persib di daerah Jawa Timur selalu ada atribut Ijo-ijo walaupun saat itu Persebaya telah hijrah ke liga yang lain. Bahkan di Siliwangi atau di Si Jalak Harupat saat Persib main, spanduk dengan gambar Rambo Ijo selalu hadir meskipun tak ada Persebaya disana.

Biru Oren
Sedangkan Aremania sendiri mempunyai hubungan yang baik dengan Jakmania, ini tak lepas dengan banyaknya Arema (Arek Malang) yang ada di Jabotabek. Setiap ada laga di Senayan minimal 5 ribuan Aremania bakal membanjiri Jakarta, begitupun jika Persija main di Malang Jakmania selalu disambut hangat. Walaupun Aremania disebut bersaudara dengan The Jak, namun Aremania tak pernah memproklamirkan bermusuhan dengan Bobotoh.

Aksi Aremania di Senayan 16 Februari 2013 lalu, yang berbuah hasil Persija 1 - 2 Arema. (foto: WeAremania)
Namun hubungan Aremania dan Jakmania bukannya tanpa insiden,  pada tahun 2003, rombongan kecil Aremania pernah diserang Jakmania usai pertandingan Persija menjamu Arema di Stadion Lebakbulus. Bahkan terjadi kejar-kejaran dari Lebakbulus sampai Pondok Indah Mall (+ 2km) yang akhirnya rombongan Aremania memilih berlindung sementara di Kantor Polisi setempat. Sebenarnya nawak-nawak Aremania saat itu sudah merasa emosi dan ingin melawan, namun salah seorang nawak yang cukup tua mengingatkan, "“Hei ojok dilawan. Kera licek kuabeh iku,  Aremania iku cinta damai” (jangan dilawan, itu nak kecil semua, Aremania itu cinta damai).  Dan karena itulah walau pernah ada insiden kecil dengan The Jak, hubungan Aremania tetap harmonis dan semakin erat seperti saat ini.

Satu hal yang pasti, hubungan Aremania dan Jakmania tak pernah berlebihan, menjadi rival di tribun yang berlawanan, bersaing dalam kreatifitas mendukung kesebelasan yang bermain di lapangan hijau dan menjadi layaknya kawan yang di luar stadion. Jarang ditemui sampai Aremania numpang eksis dilaga Persija dengan ikut pasang spanduk atau bendera bersama saat Persija main, walaupun Persija main di Jawa Timur sekalipun paling yang ada hanya satu atau dua orang individual Aremania yang hadir bersama Jakmania untuk mendukung Persija.

Bagi Aremania derajat persaudaraan dengan Jakmania sama seperti bersaudara dengan LAmania, Singamania, Pusamania, Balistik, juga yang lainnya yang utama adalah mendukung Arema dan menjaga nama baik Aremania Sendiri. "Kawanmu adalah Kawanku, Musuhmu Bukanlah Musuhku" kira-kira filosofi yang dipegang Aremania. Pernah Ayas baca postingan di grup facebook Aremania Bogor, ketika salah seorang Aremania Licek mengadu tentang Jakmania tawuran dengan Kabomania di daerah Cibinong-Bogor dan mengajak nawak-nawak di Aremania Bogor membantu tawuran melawan Kabomania. Namun komentar di bawah postingan tersebut sungguh mengejutkan bagi Arema Licek tersebut. "Umak mau jadi Jakmania atau Aremania?"
Aremania adalah Aremania, bukan Jakmania, bukan  juga Viking apalagi Bonekmania. Jadi suporter jangan seperti sampah atau kotoran dikali, selalu ikut arus kemanapun air membawanya. Jadilah suporter dengan karaktermu sendiri, Biru adalah Biru, bukan Oren atau Ijo. #Respect


Sementara, cukup sampai sini dulu tulisannya, walau masih belum terurai apa penyebab memburuknya hubungan dua kelompok Suporter Biru, namun ini bisa sebagai latar belakang atau pembukaan menuju lanjutan tulisan berikutnya (Part.02). Yang pasti puncak dari semua kejadian penyebab tidak akurnya dua Biru terjadi di musim 2009/2010, apa itu? Tunggu ditulisan berikutnya... (Soalnya mengurai tentang Aremania dan Viking cukup menguras pikiran juga) -to be continued-

------------------------------------
Warning : Tulisan ini tidak bertujuan untuk mengobarkan permusuhan! Tapi jadikanlah tulisan ini sebagai bahan pembelajaran dan perenungan. Tulisan ini didedikasikan kepada para korban sia-sia dari pertikaian suporter di Indonesia.
#Respect | Salam Satu Jiwa

47 komentar: